##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstract

Pemerintah kolonial melakukan propaganda budaya modern dan barat tidak hanya mengubah gaya hidup, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek dari pendidikan, hubungan sosial, kehidupan rumah tangga, hingga cara pandang terhadap identitas dan gender. internalisasi nilai-nilai barat ini disebarkan melalui media seperti koran, poster, film, iklan, buku pelajaran, dan karya sastra. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi transformasi dan internaliasi budaya populer di Hindia Belanda melalui strategi pemasaran produk melalui popularitas selebriti di Hindia Belanda dan melihat perbandingan teknik pemasaran selebriti dari era kolonial ke era modern. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah bumiputera di batavia menerima unsur budaya barat seiring meluasnya globalisasi. Strategi branding pemerintah kolonial sangat terkait dengan perkembangan media cetak saat itu, di mana iklan baris sering muncul dan selebritas dimanfaatkan untuk menarik perhatian publik. penampilan dan gaya hidup selebritas, terutama perempuan, mencerminkan nilai sosial yang dipengaruhi kolonialisme. contohnya, nama miss Riboet dikaitkan dengan produk bedak, dan Roekiah menjadi bintang iklan setelah sukses dalam film Terang Boelan. Meski praktik marketing selebriti sudah ada sejak era kolonial, perbedaannya dengan masa kini terlihat jelas, terutama karena perkembangan teknologi dan penggunaan internet yang pesat.

Keywords

Budaya, Selebritis, Kolonialisme, Marketing

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
tama, M. A. Q. P. (2025). KOLONIALISME DAN BUDAYA POPULER: POTRET MARKETING SELEBRITIS DI HINDIA BELANDA ERA 1930-1940. Khazanah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 15(1), 16–42. Retrieved from https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1899

##journal.references##

  1. Amirudin, A. (2018). Antropologi Media Agama dan Produksi Budaya di Layar Kaca.
  2. Arifin, F., 2023. Metode Sejarah: Merencanakan dan Menulis Penelitian Sejarah. Deepublish. 8
  3. Ariwibowo, A., 2019. Perkembangan budaya kosmopolitan di batavia 1905-1942. Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya, 3(1), pp.55-74.
  4. Basuki, S. (2006). Metode Penelitian, Jakarta. Wedatama Widya Sastra.
  5. Bergkvist, L., Hjalmarson, H., & Mägi, A. W. (2016). A new model of how celebrity endorsements work: attitude toward the endorsement as a mediator of celebrity source and endorsement effects. International Journal of Advertising, 35(2), 171-184.
  6. FM, R., 2004. Marketing Celebrities: Selebriti dalam Iklan dan Strategi Selebriti Memasarkan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  7. Giles, J., & Middleton, T. (2008). Studying culture: a practical introduction. John Wiley & Sons.
  8. Hakim, C.L., 2012. Undang-Undang Agraria dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Perkebunan Teh di Bandung Selatan 1870-1929 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
  9. Hakim, L., 2018. HISTORIOGRAFI MODERN INDONESIA: Dari Sejarah Lama Menuju Sejarah Baru. Khazanah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam.
  10. Hall, S. (2006). New ethnicities. In Stuart Hall (pp. 453-462). Routledge.
  11. Hardianawati, H. (2022). Strategi Marketing Melalui Celebrity Endorsement Dan Influencer Marketing. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(2), 865-876.
  12. Hardilawati, W. L., Binangkit, I. D., & Perdana, R. (2019). Endorsement: media pemasaran masa kini. JIM UPB (Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Putera Batam), 7(1), 88-98.
  13. Herlina, N., 2020. Metode sejarah.
  14. Hermawan, B. (2013). Multimodality: Menafsir verbal, membaca gambar, dan memahami teks. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 13(1), 19-28.
  15. Hijrah, M., Cahyani, W. S., & Sakka, A. (2023). Kajian Budaya Populer: Analisis Terhadap Pengaruh Media Massa. Jurnal Socia Logica, 3(1), 167-172.
  16. Houben, V.J., 2002. Java in the 19th century: consolidation of a territorial state. In The Emergence of a National Economy (pp. 56-81). Brill.
  17. Kartodirjo, S., 1992. Social Science Approach in Historical Methodology. Jakarta: PT Gramedia.
  18. Kurniawan, T. A., & Sari, D. K. (2024). Mempengaruhi Keputusan Pembelian di Indonesia: Peran Live Streaming, Pemasaran Viral, dan Dukungan Selebriti. Frontiers in Research Journal, 1(1), 24-38.
  19. Larasati, C. E. (2014). Representasi identitas Etnis Papua dalam film lost in Papua. Commonline Departemen Komunikasi, 3(3), 488-497.
  20. Longhurst, B. (1990). Raymond Williams: The Sociological Legacy. Sociology, 24(3), 519-527.
  21. Munaris, I. H., & Anantama, M. D. (2023). Poskolonial: Mimikri. Selat Media.
  22. Nichols, R. (2010). Postcolonial studies and the discourse of Foucault: Survey of a field of problematization. Foucault Studies, 111-144.
  23. Nordholt, H.S., 2011. Modernity and cultural citizenship in the Netherlands Indies: An illustrated hypothesis. Journal of Southeast Asian Studies, 42(3), pp.435-457.
  24. Nordholt, H.S., 2018. Cultural citizenship and modernity in the Netherlands Indies. In Oxford Research Encyclopedia of Asian History.
  25. Padiatra, A.M., 2020. Ilmu sejarah: Metode dan praktik. JSI Press. 76
  26. Pandrianto, N., Sukendro, G. G., Oktavianti, R., & Sari, W. P. (2023). Budaya POP: Komunikasi dan Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama.
  27. Pangestu, R. (2019). Penerapan kampanye sosial dalam desain komunikasi visual. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 4(2).
  28. Putri, N.A. and Hidayat, A.A., 2021. Budaya Indis Pada Kebaya Abad Ke-20. Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah, 5(1), pp.49-64.
  29. Putri, P. M., & Marlien, R. A. (2022). Pengaruh Digital Marketing terhadap Keputusan Pembelian Online. Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 5(1), 25-36.
  30. Ramadhan, I. R., 2019. Gaya Hidup Masyarkat Perkotaan Jawa dalam Iklan Media Cetak (1930- 1942). Bihari: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah. 2(2), pp.48-62
  31. Saraswati, A., Ariel Heryanto (ed.)(2012), Budaya populer di Indonesia; Mencairnya identitas pasca-Orde Baru. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 14(2), p.14.
  32. Sari, Y., Pujawati, P., & Bahtiar, M. U. (2023, May). Orientalism: Edward Said's Postcolonial Thoughts and Theories Against the Eastern World and Islam. In Gunung Djati Conference Series (Vol. 23, pp. 145-164).
  33. Sazan, D., Yusoff, M. Z. N. M., & Karimon, J. (2023). Analisis Poster Iklan Nescafe Terpilih: Satu Penelitian Komunikasi Visual. PENDETA, 14(2), 121-130.
  34. Setianingrum, Y. (2012). Kreativitas dalam desain iklan rokok di Jawa, 1930-1970an. Lembaran Sejarah, 9(2), 156-166.
  35. Setiyono, B. (2004). Reka Reklame, Sejarah Periklanan Indonesia 1774-1984. Yogyakarta: Kerjasama Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia dengan Galangpress.
  36. Subakti, B., 1993. Sejarah Periklanan Indonesia. Jakarta: Penerbit Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.
  37. Sukmana, W.J., 2021. Metode penelitian sejarah. Seri Publikasi Pembelajaran, 1(2), pp.1-4.
  38. Sulistiarini, F.E. and Sinurat, J.Y., 2023. Kebudayaan Indis Sebagai Hasil Pengaruh Kebudayaan Barat di Indonesia. Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah, 2(1), pp.11-20.
  39. Susilo, A. and Isbandiyah, I., 2018. Politik Etis dan Pengaruhnya Bagi Lahirnya Pergerakan Bangsa Indonesia. HISTORIA Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), p.403.
  40. Tjoa, O.P., 2016. When East Meets West: American and Chinese Influences on Early Indonesian Action Cinema. Perspective.
  41. Wardhana, A.P.S. and Pradita, D., 2021. PEOPLES OF THE INDIES: ANTI-JAPANESE PROPAGANDA FILM BY THE DUTCH. Candra Sangkala, 3(2), pp.1-14.
  42. Woodrich, C.A., 2017. NEGOTIATING THE PATH OF FAME: TRADITION AND MODERNITY IN THE PUBLIC PERSONA OF ROEKIAH (19171945). International Journal of Humanity Studies (IJHS), 1(1), pp.17-28.