##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tanjungpinang, one of the cities in Kepulauan Riau province in Indonesia, has been inherited with potential cultural heritage buildings. These buildings are witnesses of events from hundreds of years ago. One type of the heritage building is houses of worship such as mosques, churches and temples. The ancient house of worship is still normally visited by its believers and also becomes an alternative tourism attraction. This study aims to deal with the historicity of houses of worship and cope with the potentiality of cultural heritage becoming a heritage tourism destination. Rooting in a case study approach, this research explicates the potentiality of cultural heritage in Tanjungpinang as a heritage tourism destination. Further, a historical research method was employed to delve into the historicity of ancient houses of worship. The results indicate that the ancient house of worship in Tanjungpinang is potentially developed to be one of the heritage tourism destinations. The development of this tourism attraction is an effort of preserving cultural heritage buildings and the values therein
Keywords
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
##journal.references##
- Buku dan Jurnal
- Adisusanto, FX (pj). (2017). Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia 2017. Jakarta: Kantor Waligereja Indonesia.
- Afriesta, Charlie Lady Beauty, et.al. (2017). “Pengaruh Pengetahuan Bangunan Cagar Budaya akan Motivasi Masyarakat dalam Wisata Heritage”, Prosiding Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6, h. 117-122. DOI https://doi.org/10.32315/ti.6.i117
- Bahri, Saeful, et.al. (2011). Studi Arkeologi Keagamaan Masjid-Masjid Kuno. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.
- Chandra, Dodi dan Syahrul Rahmat. (2020). “Komplek Pemakaman Kuno Bangsa Eropa di Tanjungpinang”, Historisitas Cagar Budaya di Kepulauan Riau. Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumbar.
- Daftar Pemutakhiran Data Cagar Budaya Kota Tanjungpinang. (2018). Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.
- Daliman. (2018). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
- Ersam, M Juramadi. (2006). Analisis Pasar Wisata Dalam Pembangunan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
- Fakhrudin, Ali. (2013). “Pusat Kajian Islam Melayu: Studi Peran Masjid Sultan Riau Masa Lalu”, Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 11 No 2. DOI https://doi.org/10.31291/jlk.v11i2.75
- Fandik, Moh. (2013). “Penampungan Orang Vietnam di Pulau Galang 1975-1979”, Jurnal Avatara, Vol.1 No.1, h. 164-172.
- Faridah, Amonda Sitti. (2019). Makna Simbolik Ornamen Kekristenan di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Jalan Kepanjen Surabaya. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
- Fathoni, Burhanudin Fahmi. (2017). Arahan Pengembangan Pariwisata Heritage Terpadu di Kota Madiun. Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November.
- Hartono, Agus dan Punto Wijayanto. (2019). Pedoman Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya. Jakarta: Kementerian Pariwisata.
- Hovinen, Gary R. 1995. “Heritage Issues in Urban Tourism: An Assessment of New Trends in Lancaster County”, Jurnal Tourism Management, Vol. 16, No.5, h. 381-388. DOI https://doi.org/10.1016/0261-5177(95)00042-M
- Kartika, Titing, et.al. (2017). “Pengembangan Wisata Heritage Sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Cimahi”, Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, Vol. 14, No. 2, h. 35-46. DOI: https://doi.org/10.17509/jurel.v14i2.9102
- Mas’ud. (2020). Potret Cagar Budaya di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Mooy, Y. (1974). “Sejarah Gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Pangkalpinang”, Sejarah Gereja Katolik Indonesia Jilid 3. Jakarta: Kantor Waligereja Indonesia.
- Nur’aini, Ratna Dewi. (2020). “Penerapan Metode Studi Kasus Yin Dalam Penelitian Arsitektur dan Perilaku”, Jurnal Inersa, Vol. XVI, No. 1, h. 92-104. DOI 10.21831/inersia.v16i1.31319
- Pinem, Masmedia. (2016). “Sejarah, Bentuk dan Makna Arsitektur Gereja GPIB Bethel Bandung”, Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 14, No. 2, h. 347-368. DOI https://doi.org/10.31291/jlk.v14i2.505
- Putten, Jan Van Der. (2001). His Word is the Truth: Haji Ibrahim's letters and other writings. Leiden: Leiden University Press
- Rahmat, Syahrul. (2018). Masjid Rao Rao Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat (Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Masjid Awal Abad XX). Tesis. UIN Imam Bonjol Padang.
- Sari, Sella Kurnia. (2020). Penyengat Magnet Wisata Religi di Kepri. Yogyakarta: Sulur Pustaka.
- Soekiman, Djoko. (2014). Kebudayaan Indis, Dari Zaman Kompeni samapi Revolusi. Jakarta: Komunitas Bambu.
- Suwena, I Ketut dan I Gst Ngr Widyatama. (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Press
- Swastiwi, Anastasia Wiwik dan Meitya Yulianty. (2018). Sejarah dan Cagar Budaya Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang.
- Syaiful, Sefrona dan Achmad Syech. (2015). “Upaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Mempromosikan Mesjid Raya Pulau Penyengat Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Tanjung Pinang Kepulauan Riau”, Jurnal Kompetif, Komunitas Manajemen Kompetitif, Vol. 1, No. 2, DOI https://doi.org/10.35446/dayasaing.v1i2.19
- Trocki, Carol A. (1976). “The Origins of the Kangchu System 1740-1860”, Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 49, No. 2, h. 132-155. http://www.jstor.org/stable/41492143
- Wahyuningsih, Rivai Abu (ed). (1986). Arsitektur Tradisional Daerah Riau. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Wulanningrum, Sintia Dewi. (2018). “Makna Ragam Hias Pada Fasad Bangunan (Studi Kasus: Kelenteng Ban Hing Kiong, Manado)”, Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol. 2, No. 2, h. 536-574. DOI 10.24912/jmishumsen.v2i2.1654
- Yoswara, Harry Pujianto, et,al. 2011. “Simbol dan Makna Bentuk Naga (Studi Kasus: Vihara Satya Budhi Bandung)”, Wimba, Jurnal Komunikasi Visual & Multimedia, Vol.3, No.2, h. 17-30
- Arsip
- Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
- Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
- UNESCO. 2015. Policy Document for the Integration of a Sustainable Development Perspective into the Processes of the World Heritage Convention
- Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang Tahun 2014–2034.
- Wawancara
- A Hua Hartono, Ketua Yayasan Dharma Sasana (2000-2011), wawancara pribadi, Tanjungpinang, Agustus 2021
- Cristoffel Lilipory, Sekretaris Majelis Jemaat BPIB Bethel Tanjungpinang, wawancara pribadi, Tanjungpinang, Agustus 2021.