##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstract

Shafar, bagi sebagian masyarakat Islam, merupakan bulan yang penuh dengan cobaan dari Allah SWT. Bahkan, bulan ini dianggap sebagai bulan naas, khususnya pada Rabu terkahir. Kesan seperti ini juga diyakini oleh sebagian besar masyarakat Islam Palembang. Pada bulan Syafar mereka tidak melaksanakan acara-acara penting, seperti perkawinan. Karena itu, pada Rabu terakhir dari bulan Syafar ini mereka mengadakan ritual-ritual tertentu yang bersifat keagamaan agar terhindar dari bencana. Ritual ini sering disebut dengan Rebo Kasan. Dalam tradisi ini, mereka mengadakan ritual, antara lain: "mandi Syafar" di tepi Sungai Musi yang tujuannya untuk mensucikan diri dari segala kesialan yang terjadi pada bulan Syafar. Pada era 1960-an hingga 2000-an, tradisi “mandi Shafar ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini sudah jarang dilakukan, bahkan dapat dikatakan hampir punah. Hanya guguk-guguk (kampung-kampung) atau kelompok tertentu saja yang masih melakukan tradisi upacara tersebut. Itupun dipraktikkan oleh mereka yang umumnya sudah berusia sepuh. Meskipun tradisi ini mempunyai kearifan lokal yang perlu dilestarikan, tetapi pada kenyataannya pewarisan tradisi ini dari generasi tua ke generasi muda tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Keywords

Tradisi Rabo Kasan, -Islam Palembang, -Pelestarian tradisi

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Bety, B., & Ali, N. H. (2023). Tradisi Rabo Kasan, Sebuah Tradisi Masyarakat Palembang Yang Terpinggirkan. Khazanah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 13(1), 127–153. Retrieved from https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1080

##journal.references##

  1. Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, edisi IV, terj. Acmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2019.
  2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
  3. Dhita Koesno, “Rebo Wekasan Dan Asal-Usulnya Dalam Tradisi Masyarakat Indonesia,” dalam https://tirto.id/rebo-wekasan-dan-asal-usulnya-dalam-tradisi-masyarakat-indonesia-gj8i.
  4. Hassan Shadily. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, 1983.
  5. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bina Aksara, 2003.
  6. Ira Siti Rohimah, Achmad Hufad, dan Wilodati. “Analisa penyebab hilangnya tradisi Rarangkén (Studi Fenomenologi pada Masyarakat Kampung Cikantrieun Desa Wangunjaya)”, Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2019.
  7. Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1974.
  8. ----------. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
  9. Kuntowijoyo. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
  10. Lombard, Denys. Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Sejarah Terpadu, Bagian II: Jaringan Asia, terj. Winarsih Partaningrat Arifin, dkk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
  11. Mestika Zed. Kepialangan Politik dan Revolusi: Palembang 1900-1950. Jakarta: LP3ES, 2003.
  12. Muhammad Ashsubli. Islam dan Kebudayaan Melayu Nusantara. Jakarta: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 2018.
  13. Nanik Hindaryatiningsih. “Model Proses Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Tradisi Masyarakat Buton”, dalam Sosiohumaniora, Volume 18 No. 2 Juli 2016.
  14. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (eds.). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964.
  15. Soerjono Soekanto. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.
  16. Sulasman dan Setia Gumilar. Teori-teori Kebudayaan: dari Teori hingga Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
  17. Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial, terj. Alimandan. Jakarta: Prenada, 2008.
  18. T.O. Ihromi (ed.). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.
  19. Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Ensiklopedia Islam Nusantara, Edisi Budaya. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2018.
  20. van Baal, J. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya, terj. J. Piry. Jakarta: Gramedia, 1987.
  21. van Sevenhoven, J.I. Lukisan Tentang Ibukota Palembang, terj. Soegarda Purbakawatja (Djakarta: Bhratara, 1971), h. 15.