##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstract

Minangkabau has a famous traditional adage adat basandi sayarak, syarak basandi kitabullah or the norms of Minangkabau customary law (Adat) depends on Moslem law (Shariat), and shariat depends on Al-Qur’an (Islamic holy book). The realization of adat and shariat have been found in tangible and intangible legacies. Surau Ngalau (prayer house or small mosque) along with archeological remains inside it are evidences of adat and shariat actually worked hand-in-hand. In terms of non-physic legacy, religious activities in Surau Ngalau lead to Tarekat Syatariyah lasted until the early 20th century AD. The study adopted historical research and archeological research to investigate the development of Tarekat Syatariyah in Nagari Balimbiang, Tanah Datar as well a the interaction between adat and religion realized in prayer house building and its remains artifacts. The findings reveal that the implementation of adat and shariat has existed for a long time supported by the existence of Surau Ngalau and artifacts such as keris (traditional small sword) and carano found inside it.

Keywords

Adat Archeological artifacts Prayer house Shariat

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Rahmat, S. ., & Ikbal, M. (2022). IMPLEMENTASI ADAT DAN SYARAK PADA TINGGALAN ARKEOLOGIS DI SURAU NGALAU NAGARI BALIMBIANG TANAH DATAR. Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama Dan Humaniora, 25(2), 71–82. https://doi.org/10.37108/tabuah.v25i2.621

##journal.references##

  1. Aryanti, Desy. 2014. Simposium Antarbangsa Muafakat Minang dengan Tema Sejarah, Budaya dan Teknologi Serta Senibina. Surau Syekh Burhanuddin Ulakan, pariaman and Islamization of Minangkabau. Negeri Sembilan, Malaysia: Politeknik Port Dicson.
  2. Azra, Azyumardi. 2003. Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi. Jakarta: Logos.
  3. Beti, Leli Indra, 2018. Gerakan Ekonomi Kaum Tarekat Syatariah. Padang: Tesis Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang. Retrieved from http://repository.uinib.ac.id/2395/
  4. Daftar Pemutakhiran Data Cagar Budaya Kota Tanjungpinang. 2018. Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.
  5. Daliman. 2018. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak Deetz, James. 1967. Invitation to Archeology. New York: American Museum of Natural History.
  6. Dobbin, Christine. 2008. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Padri di Minangkabau 1784-1847. Jakarta: Komunitas Bambu.
  7. Edison, Nasrun. 2010. Tambo Minangkabau Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia.
  8. Fathurahman, Oman. 2003. Tarekat Syattariyah di Minangkabau, Jakarta: Prenada Media Group.
  9. Handayani, N, Fitri. 2013. Bentuk, Fungsi dan Makna Motif Carano Kerajaan Siguntur di Dharmasraya. Padang: Fakultas Bahasa dan Seni UNP.
  10. Ilhaq, Muhsin. 2018. “Keris dalam Budaya Minangkabau : Visualisasi Nilai Kepemimpinan Pangulu”, dalam Besaung, Jurnal Seni Desain dan Budaya, Vol. 3 No. 3.
  11. Kato, Tsuyosi. 2005. Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.
  12. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
  13. Navis, A.A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: Grafiti Pres.
  14. Ningsih, Aprilia. 2019. Surau Gadang Syekh Burhanuddin Tanjung Medan Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padangpariaman. Padang: Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. Retrieved from http://repository.uinib.ac.id/5735/
  15. Rahmat, Syahrul. 2018. Masjid Rao Rao Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Masjid pada Awal Abad XX M). Padang: Tesis Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang. Retrieved from http://repository.uinib.ac.id/2144/
  16. ___________. 2019. “Interaksi antara Adat dan Islam dalam Bangunan Masjid Kuno di Tanah Datar”, dalam Jurnal Sangkhakala, Vol. 22 No. 2. DOI 10.24832/bas.v22i1.411 Randa, Siti Fatimah. 2019. “Dinamika Tarekat Syatariyah di Pariangan 1970-2000”, dalam Jurnal Gelanggang Sejarah, Vol. 1, No. 3. DOI: 10.5281/zenodo.3514324
  17. Siat, Hasni. et al. 1998. Ukiran Tradisional Minangkabau. Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Sumatra Barat.
  18. Sjarifoedin, Amir. 2011. Minangkabau dari Dinasti Iskandar Zulkarnain Sampai Tuanku Imam Bonjol. Jakarta: Griya Media Prima.
  19. Sumalyo, Yulianto. 2000. Arsitektur masjid dan Monumen Sejarah Muslim. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  20. Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
  21. Yunis, M. 2014. “Diplomasi Versi Minangkabau, Jurnal Polingua, Vol. 3, No. 2.
  22. Widodo, Johannes. 2003. “Arsitektur Indonesia Modern Transplantasi, Adaptasi, Akomodasi dan Hibridasi”, dalam Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur Indonesia. Jakarta: Gramedia.
  23. Zainuddin. 2013. “Arsitektur Masjid Lima Kaum Batusangkar dan Falsafah Masyarakat Minangkabau”, dalam Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 11, No. 2.
  24. Wawancara dengan Mardianis (58), keturunan keenam Angku Ngalau dan Niak Salimah. 10 November 2020.
  25. Wawancara dengan Afdal, pengukir ukiran tradisional. 24 Oktober 2020.