##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstract

The presence of Suku Anak Dalam (SAD) community within the Bukit Duabelas National Park (TNBD) area is inextricably linked to the park's management and existence. The SAD people live a nomadic lifestyle and rely on the natural resources within the park for their survival. This research will explain the TNBD management as an environmental protection, encompassing flora, fauna, and the habitat of SAD. This research is qualitative research and conducted at the Resort 2E TNBD area and the TNBD central office in Sarolangun City. The data collection techniques employed were field observation, interviews, documentation and a literature review. The data analysis employed triangulation techniques. The findings of this research demonstrate that effective management of the TNBD area necessitates a focus on maintaining the equilibrium of the ecosystem and the aspects of the lives of the Anak Dalam Tribe. As a biosphere reserve area with SAD in its vicinity, the Jambi regional government has been assisted by relevant partners and has actively involved SAD personnel and cultural aspects. The process commenced with the designation of national park zoning, proceeded with the protection of forest areas, and culminated in the empowerment of communities situated in the vicinity of Bukit Duabelas National Park.

Keywords

Empowerment Conservation Taman Nasionak Bukit Dua Belas Suku Anak Dalam

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Doni Nofra, Fikri Surya Pratama, & Attohiroh. (2024). Eksistensi Taman Nasional Bukit Dua Belas dalam Pelestarian dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup Suku Anak Dalam. Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama Dan Humaniora, 28(2), 116–134. Retrieved from https://rjfahuinib.org/index.php/tabuah/article/view/1514

##journal.references##

  1. Ahat, M., & Auliahadi, A. (2018, Juli-Desember). Sejarah Konversi dari Animisme ke Agama Islam Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi (2005-2013). FUADUNA: Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan, 2(2), 96-107. doi.org/10.30983/fuaduna.v2i2.2070
  2. Balai Taman Nasional Bukit Duabelas. (2017). Sejarah Kawasan. Dipetik Mei 16, 2023, dari https://tnbukitduabelas.id/profile/sejarah-kawasan
  3. Balai Taman Nasional Bukit Duabelas. (2017). Taman Nasional Bukit Duabelas. Dipetik Mei 18, 2023, dari https://tnbukitduabelas.id/about-us
  4. Balai Taman Nasional Bukit Duabelas. (2021, April 2). Pembinaan Habitat Demplot Tumbuhan Obat Resort II.E Air Hitam I. Dipetik Mei 30, 2023, dari https://www.tnbukitduabelas.id/konten/pembinaan-habitat-demplot-tumbuhan-obat-resort-iie-air-hitam-i
  5. BAPPENAS. (1993). Biodiversity Action Plan for Indonesia. Jakarta: BAPPENAS.
  6. BAPPENAS. (2003). Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020. Jakarta: BAPPENAS.
  7. Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  8. Basuni, S. (1987). Konsep Pengaturan Sumberdaya Taman Nasional. Jakarta: Media Konservasi.
  9. Cangara, H. (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  10. Castillo, M. M., & Strecker, A. (2017). Heritage and rights of Indigenous people. Holland: Leiden University Press.
  11. Dunggio, I., & Gunawan, H. (2009, April). Telaah Sejarah Kebijakan Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(1), 43-56.
  12. Erwin, M. (2009). Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup). Bandung: PT. Refika Aditama.
  13. Fauziah, U. (2022, November). Rimbo: Hutan Bagi Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Batanghari. Balale: Jurnal Antropologi, 3(2), 145-161. doi.org/10.26418/balale.v3i2.56704
  14. Haidir. (2019). Membangun Agenda Bersama I, Memadukan Aturan Adat Orang Rimba Dengan Aturan Taman Nasional Dalam Pengelolaan Taman Nasional Bukit Duabelas. Sarolangun: Balai Taman Nasional Bukit Duabelas.
  15. Harold, R., & Ibrahim, R. (2020). Pelestarian Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Berbasis Lembaga Sosial Agama. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 6(4), 415-426. doi.org/10.32884/ideas.v6i4.296
  16. Hermansyah, P. (2019). Mengenal Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas. Sarolangun: Balai Taman Nasional Bukit Duabelas.
  17. Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.
  18. Manurung, B. (2016). Sokola Rimba. Jakarta: KOMPAS.
  19. Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  20. Nurdu’a, M. A., & Sudharsono, N. B. (1993). Hukum Lingkungan (Perundang-undangan Serta Berbagai Masalah Dalam Penegakannya). Bandung: Citra Aditya Bakti.
  21. Nusa, P. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
  22. Patton, M. (1983). Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage Publications.
  23. Pratama, F. S. (2023). MELANGUN, Sejarah dan Pemberdayaan Suku Anak Dalam Mentawak. Bogor: GUEPEDIA.
  24. Pratama, F. S. (2023). Mengkaji Ulang Pola Pemberdayaan Suku Anak Dalam Di Provinsi Jambi. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 11(1), 40-53. dx.doi.org/10.37064/jpm.v11i1.14498
  25. Pratama, F. S., & Auliahadi, A. (2019). Sejarah Melangun Suku Anak Dalam Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tantan Kebupaten Merangin. Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora, 23(2), 157-167. doi.org/10.37108/tabuah.vi.241
  26. Pratama, F. S., & Auliahadi, A. (2022). Sejarah dan Perkembangan Kehidupan Suku Anak Dalam Kabupaten Merangin Provinsi Jambi (2011-2019). JAMBE: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 4(1), 14-26.
  27. Pristiwasa, I. W. (2018). Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Siberut di Kepulauan Mentawai. Jurnal Pariwisata Pesona, 3(2), 134-144. doi.org/10.26905/jpp.v3i2.2044
  28. Raditya, R. (2020). Peran World Wide Fund for Nature (WWF) dalam Konservasi Gajah Sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo Riau. Skripsi.
  29. Riswanto, R. (2022). Advokasi Terpadu LSM Yayasan Prakarsa Madani Jambi Dalam Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam Berkampung Di Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam. Skripsi.
  30. Runtunuwu, A., Saroinsong, F. B., & Nurmawan, W. (2022). Peran Kelompok Masyarakat Pengelola Wisata Mangrove Trail Tiwoho Taman Nasional Bunaken. AGRI-SOSIOEKONOMI, 18(3), 653-660. doi.org/10.35791/agrsosek.v18i3.44678
  31. Sedarmayanti. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
  32. Setiawan, E. (2022). Implementasi Konsep Tri Hita Karana Dalam Konservasi Taman Nasional Alas Purwo Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 14(2), 113-127. doi.org/10.33319/sos.v24i1.135
  33. Susandi, L. A., Purnomo, E. P., & Ridho, A. (2021). Perlindungan Ekosistem Melalui Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 26(1), 111-122. doi.org/10.30647/jip.v26i1.1376
  34. Sutopo, H. (2006). Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Penerapanya Dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.
  35. Wazan, S., Astuti, R. S., Kismartini, K., & Afrizal, T. (2020). Pengelolaan Kawasan Wisata Suku Anak Dalam Berbasis Kearifan Lokal. PERSPEKTIF, 9(2), 418-427. doi.org/10.31289/perspektif.v9i2.3884
  36. Yahya, T., & Idris, I. (2019). Perlindungan Kawasan Hutan Dalam Rangka Pelestarian Alam Di Taman Nasional Berbak Provinsi Jambi. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 3(2), 206-213. doi.org/10.22437/jssh.v3i2.8422
  37. Yanti, N. P., Sugiartha, I. N., & Suryani, L. P. (2022). Peran Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Hutan Taman Nasional Bali Barat di Desa Eka Sari. Jurnal Interpretasi Hukum, 3(2), 287-291. doi.org/10.22225/juinhum.3.2.5066.287-291
  38. Yunus, M. (2022). Strategi Pendekatan Komunikasi Partispatif dalam membangun Trust Suku Anak Dalam (SAD) terhadap Program Pembangunan yang berkelanjutan di Sarolangun-Bangko Provinsi Jambi. Ekopendia, 7(1), 63-75.