Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah <p><strong>Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam</strong> is a scientific journal published periodically twice a year in June and December by the Islamic History and Civilization Department, Faculty of Adab dan Humaniora, UIN Imam Bonjol Padang. This journal focuses on any research related to the history of Islamic culture and the history of Islamic civilization. Scope of Khazanah: Journal of Islamic History and Culture includes classical religious manuscripts, Contemporary religious manuscripts, socio-religious history, religious archeology, archipelago religious arts.. <a href="https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/kerjasama"><em><strong>Master of Agreement (MoA)</strong></em></a> <br /><strong>ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1512425502" target="_blank" rel="noopener">2614-3798</a> (online)</strong><br /><strong>ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1382602133" target="_blank" rel="noopener">2339-207x</a> (print)</strong></p> Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang en-US Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2339-207X TRANSFORMASI BUDAYA NUSANTARA DALAM PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1078 <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Penelitian ini mengkaji transformasi budaya Nusantara dalam proses Islamisasi di Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek tokoh agama di desa Penaruban, kecamatan Bukateja, kabupaten Purbalingga. Dalam penelitian ini, digunakan wawancara mendalam dan observasi partisipatif sebagai metode pengumpulan data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa budaya Nusantara, seperti seni, bahasa, tradisi, dan sistem kepercayaan lokal, telah berperan penting dalam pengembangan Islam di Indonesia. Budaya Nusantara beradaptasi dengan ajaran Islam dan terjalin dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan. Temuan ini juga mengungkapkan adanya sinkretisme budaya, adaptasi budaya, resistensi terhadap hegemoni budaya, dan peran identitas budaya dalam Islamisasi di Indonesia. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara budaya Nusantara dan Islam, serta implikasinya dalam menjaga keberagaman budaya dan keagamaan di Indonesia.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Budaya Nusantara, Islamisasi, Seni, Tradisi, Identitas Budaya, Indonesia</p> Hawa Hidayah Atiya Bahzatul Maulida Alda Dwi Agustiana Fahri Hidayat Copyright (c) 2023 Hawa Hidayah,dkk 2023-12-28 2023-12-28 13 2 1 11 MENGGANDENG KOLONIALISME: MISIONARISME DAN RESPON UMAT ISLAM DI SUKABUMI PADA ABAD 19-20 https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1091 <p><em>Penelitian ini mengkaji upaya Kristenisasi di Sukabumi yang dilakukan orang-orang Belanda pada abad ke-19 M sampai abad ke-20 M serta bagaimana umat Islam meresponnya. Upaya mengkristenkan bumiputera ini menarik untuk diteliti karena selain melakukan eksploitasi ekonomi melalui Kolonialisme dan Imperialisme, Belanda juga memberikan dukungan terhadap gerakan misionarisme. Metode penelitian yang digunakan yakni metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai strategi serta program dilakukan orang Belanda dalam melakukan Kristenisasi di Sukabumi pada masa Kolonialisme Belanda. Diantara strateginya adalah membangun gereja, mendirikan sekolah-sekolah Kristen, membangun rumah sakit, dan membangun perkampungan Kristen. Arsip-arsip dari masa Kolonial menyimpan berbagai catatan tentang upaya Kristenisasi, namun hanya sebagian kecil masyarakat pribumi di Sukabumi yang menerima ajaran Kristen. Umat Islam, sebagai respons terhadap upaya Kristenisasi, menolak berbagai program tersebut, bahkan pihak zending menyatakan bahwa umat Islam merupakan faktor terbesar yang menghambat Kristenisasi. Faktor demografis, kultural, serta identitas Islam di Sukabumi menjadi benteng yang cukup kokoh dalam menghadapi upaya zending. Penelitian ini menunjukkan dinamika serta relasi antara agama dan Kolonialisme Belanda di salah satu wilayah Priangan yaitu Sukabumi dimana Islam terus dipertahankan sebagai agama dominan dan menjadi simbol perlawanan terhadap Kristenisasi dan Kolonialisme. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat bagaimana wilayah dengan Islam yang dianggap kuat dianut masyarakatnya, serta dianggap sebagai bagian dari identitas etnis seperti di Padang dan Aceh, pada masa Kolonialisme berinteraksi dengan upaya-upaya Zending dan misionaris.</em></p> Nadea Salsabila Putri Aura Salsabilla Rizka Nur Aqilah Faizal Arifin Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 12 34 Peran Ilmu Humaniora Dalam Mendorong Moderasi Beragama https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1173 <p>Artikel ini membahas peran yang dimainkan oleh Ilmu Humaniora dalam mendorong moderasi beragama. Ilmu Humaniora dilihat sebagai kumpulan disiplin ilmu yang fokus pada penciptaan budaya manusia, termasuk aspek-aspek seperti keyakinan, ide-ide, etika, dan tradisi. Artikel ini menyelidiki bagaimana ilmu ini dapat memberikan kontribusi dalam merangsang sikap moderat dalam konteks keberagamaan. Melalui Ilmu Humaniora dapat membantu memahami peran agama dalam masyarakat dengan lebih mendalam, merangsang dialog antar keyakinan, dan mendorong pemahaman yang lebih luas tentang keragaman keyakinan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, berbasis library research (studi kepustakaan), artikel ini menguraikan pentingnya peran Ilmu Humaniora sebagai fasilitator untuk mempromosikan sikap moderat dalam konteks keberagaman, memberikan kontribusi positif terhadap harmoni dan pemahaman antar umat beragama. Diantara peran ilmu humaniora dalam mendorong moderasi beragama ialah, 1. Mengurai Pemahaman Mendalam Mengenai Moderasi Beragama Melalui Kajian Teks-Teks Kuno 2. Mengintegrasi Filsafat Islam dengan Moderasi Beragama Guna Meminimalisir Radikalisme, 3. Pendekatan Antropologi Sebagai Solusi Alternatif Kajian Moderasi Beragama di Indonesia, 4. Mengulik Akar Tradisi Keagamaan Masyarakat Guna Penguatan Moderasi Beragama, 5. Moderasi Beragama Berbasis Budaya</p> hakim lukmanul Aziza Meria Sartika Suryadinata Karima Nabila Prakoso Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 35 46 UPACARA PERNIKAHAN LEK BATIN DI DESA RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1099 <p><em>Lek Batin merupakan salah satu tradisi pernikahan yang terdapat di Desa Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Eksistensi tradisi Lek Batin ini merupakan penanda kekuatan ekonomi suatu keluarga dalam melaksanakan pesta pernikahan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan prosesi dan perkembangan tradisi Lek Batin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapannya yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan. Sumber data yang didapatkan dipenelitian ini adalah wawancara dan arsip berupa buku nikah, catatan pernikahan dari KUA, serta foto-foto pernikahan. Hasil penelitian menjukkan bahwa upacara Lek Batin dilakukan dengan 3 tahapan: sebelum pernikahan, pelaksanaan pesta pernikahan, serta pasca pernikahan. Masyarakat kelas ekonomi kuat yang melaksanakan Lek Batin mampu menghadirkan hidangan hewan berkaki empat, iringan pesta musik dan arak-arakan pengantin. Lek Tengganai sebagai pesta kelas kedua tidak mampu menghadirkan itu semuanya. Seiring bertukarnya zaman tradisi lek batin tetap harus dilestarikan tanpa harus mengurangi bahkan menghilangkan ciri khas yang sudah melekat pada tradisi tersebut</em>.</p> Wulan Indriyuliani Doni Nofra Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 47 63 The Relationship between the naming of UIN Palembang with Raden Fatah the Sultanate of Demak https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1153 <p><em>This article discusses the relationship between the naming of UIN Palembang and the name Raden Fatah from a historical perspective. This study aims to reveal the historical facts behind the naming relationship of UIN Palembang which uses the name Raden Fatah which is synonymous with the Sultanate of Demak. The method used is descriptive qualitative which refers to historical research analysis techniques. The historical research process goes through four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The research results reveal two historical facts behind the naming. First, the influence of Raden Fatah's Islamization in Palembang has not only crystallized in the collective memory of the community, but is also neatly preserved in historical traces that can still be seen today. This historical fact confirms the influence of Raden Fatah's Islamization on Palembang, South Sumatra. Second, the naming of UIN Palembang with the name Raden Fatah is historically tied to the relationship between the figures of Raden Fatah and Palembang. The knot of Raden Fatah's character can be identified through four relations: namely location (place) relations, mission relations, contribution relations, and historical trace relations. These four relationships are the argumentative historical facts behind naming UIN Palembang with the name UIN Raden Fatah.</em></p> Otoman Otoman Rr Rina Antasari Renny Kurnia Sari Siti Dini Fakhriya Hojjatullah Ibrahimian Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 65 83 Rekam Jejak Perjuangan Ki Ageng Basyariyah di Madiun Selatan 1710-1811 https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1082 <p><em>This article is about the figure of Ki Ageng Basyariyah or Raden Mas Bagus Harun as the village founder and the bearer of the Syattariyah Tariqa in Sewulan village, Dagangan sub-district, Madiun regency. The purpose of this research is to reveal the role of Ki Ageng Basyariyah in the establishment and deployment of the Syattariyah Tariqa and its teachings in Sewulan village. In this study, the researcher uses a historical research method using a qualitative approach. There are several findings in this research. First, the biography and genealogy of Ki Ageng Basyariyah are still continued until Panembahan Senopati to Maulana Malik Ibrahim. Second, the role of Ki Ageng Basyariyah to build Sewulan village after helping Sunan Pakubuwono II in Geger Pecinan. Third, the Syattariyah Tariqa brought by Ki Ageng Basyariyah in Sewulan was obtained from his teacher, Kiai Ageng Muhammad Besari.</em></p> Zuanti Fitria Melani Melani Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 85 107 A Study Bukit Siguntang as the Sacred Heritage of the Ancestral Land of the Malay Nation: From Profane to Sacred https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1136 <p>Bukit Siguntang is an important piece of evidence of the historical heritage of the Srivijaya Kingdom in Palembang. It is estimated to have originated in the 6th century AD. Although the system of Palembang society has changed from Buddhist society to Islamic society since the development of the Palembang Sultanate, the heritage is still considered sacred by the Malay community around the site so that the existence of the historical site is preserved. However, the condition of the site is not maintained according to its function now. This study aimed to analyse changes in the meaning of the site by the community and government and its impact on the site damage. This study used a qualitative method with a historical approach. The results of the study showed that there was a change in the meaning of the Bukit Siguntang site between the government and the community, so that there was a struggle for space utilization between the government and groups of activists to rescue the historical heritage. The local government interpreted the site as a tourism asset that had to be "sold", while the activists interpreted it as a historical heritage that had to be rescued since it kept the collective memory of the Malay nation. This resulted in different approach in utilizing the site. Since the 1980s, the government has emphasized a development approach for the people's welfare, while historical activist groups have viewed the government's actions as destroying historical heritage considered sacred by the community. Due to these differences, conflicts between the government and the community activists of the Malay heritage often occur. It is hoped that the conditions there can be returned to their original state even though they are no longer original</p> david ming Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 108 128 JAMALUDDIN AL-AFGHANI’S THOUGHTS IN SAREKAT ISLAM AND MUHAMMADIYAH MOVEMENT EARLY 20TH CENTURY https://rjfahuinib.org/index.php/khazanah/article/view/1125 <p>The global political struggle between Muslims and Western imperialists produced new Islamic thinkers. One of them was Jamaluddin Al-Afghani, a pioneer of pan-Islamism whose ideas spread to different parts of the world. His idea of ??political independence for Muslims became the compass for the figures of the early 20th-century movement in the Dutch East Indies, which carried out a movement against colonialism-imperialism. Some major organizations inspired by Jamaluddin Al-Afghani's thoughts are Sarekat Islam and Muhammadiyah. Both organisations play an important role in the machinery of the national movement. Written based on a literature study with a historical approach, the article attempts to explain the influence of Jamaluddin Al-Afghani's thoughts on the political dynamics of Islamic groups during the nationalist movement of the early 20th century.</p> Moch. Dimas Galuh Mahardika Copyright (c) 2023 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 2023-12-28 2023-12-28 13 2 129 141