##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Chu Yu-chien adalah pewaris terakhir tahta Dinasti Ming. Sebagai seorang pangeran Ming, Chu merupakan keturunan langsung dari kaisar Dinasti Ming yang pertama, Hung-Wu yang memerintah sejak kejatuhan ibukota Peking. Ming suku bangsa asli di Negeri Cina terakhir yang memerintah kedinastian selama hampir tiga abad antara kejatuhan dinasti Yuan-Mongol dan kenaikan QingManchu. Mereka mempunyai anak, cucu, dan keturunan sampai pada keturunan mereka yang bernama Zhu Cing. Karena Zhu Cing kaya raya, maka dia pun dipanggil saudagar Yhu Cing. Rumah tinggalnya yang berada di dekat sebuah anak sungai yang dijadikan dermaga sungai itu pun disebut sungai Saudagar Yhu Cing dan selanjutnya berubah menjadi Kocing. Saudagar Yhu Cing ini kemudian memiliki anak bernama Jaya Laksana, yang merupakan tokoh penting dalam pembangunan masjid Agung Palembang di masa Sultan Mahmud Badaruddin I. Berbeda dengan kaum Cina Muslim atau pendatang terdahulu yang banyak membaur dengan penduduk setempat, maka para imigran Cina yang datang di masa kolonial Belanda, di mana Negeri Cina dikuasai Dinasti Qing yang memusuhi kaum muslim, dimasukkan sebagai kelas kedua bersama para pendatang lainnya. Setelah peristiwa 1965 -yang mana banyak etnis Cina dituduh terlibat dalam Partai Komunis Indonesia yang berbuntut pemulangan ribuan etnis Cina ke Negeri Cina- etnis Cina di Palembang mulai banyak memeluk agama Islam. Berbeda dengan Muslim Cina sebelumnya, Muslim Cina di masa kini banyak mengikuti mazhab Syafii, yang merupakan mazhab mayoritas kaum muslim di Indonesia, yang mulai berkembang di masa Kesultanan Demak yang dipindahkan ke Pajang.
Keywords
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
##journal.references##
-
“Sungai Saudagar Kocing, Tapak Sejarah Muslim Tionghoa”, dalam Detik News, edisi Kamis, 17 September 2009” atau dapat diakses melalui website http://news.detik.com/berita/1205292/sungai-saudagar-kocing-jejak-muslim-tionghoa-di-palembang. Ditemukan kembali pada Senin, 03 Juli 2017 pukul 13.00 wib.
Abd. Azim Amin. “Sungai Saudagar Kucing di Palembang: Riwayat dan Fungsinya”, Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, No. 1, Volume VI, Januari 2006.
Abdul Azim Amin. “Tradisi Sedekah sebagai Bentuk Mensyukuri Nikmat Allah dan Kesalehan Wong Palembang”, Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam”, No. 2, Volume VIII, Juli 2008.
Abdul Azim Amin. “Tradisi Sedekah sebagai Warisan Muslimin Cina dan Maknanya bagi Wong Palembang”, Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, No. 1, Volume IX, Januari 2009.
Abdul Baqir Zein. Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000.
Abdul Baqir Zein. Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000.
Anisah, dkk., “Tinjauan Historis tentang Fungsi Pulau Kemaro di Palembang Sumatera Selatan Tahun 1965-2012”, dalam hhtp://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=287308&Val=7228&Title=Tinjauan%20historis%20tentang%20fungsi%20pulau%20kemaro%20di%20palembang%20sumatera%20selatan%20 tahun%201965-2012. Diakses pada Rabu, 28 Juni 2017 pukul 07.15 wib.
Anonim. Rasa Sayang di Ambang Pintu (Risalah Masuk Islamnya Keturunan Tionghoa 1979-1982). Jakarta: Yayasan Ukhuwah Islamiyah, 1984.
Baderel Munir Amin, et al. Tata Bahasa dan Kamus Baso Palembang. Palembang: Yayasan Madrasah Najahiyah, 2010.
Carr, Edward Hallett. What Is History? New York: Random House, Inc., 1961.
Fahmi Rafika Perdana. Integrasi Sosial Muslim-Tionghoa: Studi atas Partisipasi PITI DIY dalam Gerakan Pembauran. Yogyakarta: PITI DIY dan Mystico, 2008.
Garraghan, Gilbert J. A Guide to Historical Method, ed. Jean Delanglez. New York: Fordham University Press, 1957.
Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI-Press, 1995.
Husni Rahim. “Kesultanan Palembang Menghadapi Belanda serta Masuk dan Berkembangnya Islam di Daerah Palembang”, dalam Sejarah: Pemikiran, Rekonstruksi, Persepsi (Jakarta: MSI dan Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Husni Rahim. “Sistem Otoritas dan Administrasi Islam di Palembang (Studi tentang Pejabat Agama di Masa Kesultanan dan di Masa Kolonial), Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1994.
Ibrahim Alfian. "Tentang Metodologi Sejarah," dalam T. Ibrahim Alfian, dkk. (eds.). Dari Babad dan Hikayat sampai Sejarah Kritis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992.
Jary, David and Jary, Julia. The Harper Collins Dictionary of Sociology. New York: Harper Collins Publisher, Ltd., 1991.
Johannes Adiyanto. “Kampung Kapiten: Interpretasi “Jejak” Perkembangan Permukiman dan Elemen Arsitektural”, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 34, No. 1, Juli 2006.
Junus Jahja (ed.). Zaman Harapan Bagi Keturunan Tionghoa. Jakarta: Yayasan Ukhuwah Islamiyah, 1984.
Kahin, George McTurnan. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, terj. Nin Bakdi Sumanto. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995.
Kemas Ari. Masyarakat Cina Palembang: Tinjauan Sejarah Sosial (1823-1945). Palembang: Forum Pengkajian Sejarah Sosial Budaya dan Paguyuban Sosial Masyarakat Cina Indonesia, 2002.
Kong Yuanzhi. Muslim Cina Cheng Ho: Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, penyunting Hembing Wijayakususma. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2015.
Kuntowijoyo. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan, 1998.
Makmun Abdullah, dkk. Kota Palembang sebagai “Kota Dagang dan Industri”. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984/1985.
Mely G. Tan. Etnis Cina di Indonesia di Indonesia: Kumpulan Tulisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Mely G. Tan. Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Nawiyanto dan Eko Crys Endrayadi. Kesultanan Palembang Darussalam: Sejarah dan Warisan Budayanya. Jember: Jember University Press dan Tarutama Nusantara, 2016.
Priyanto Wibowo. “Cina dalam Keberagaman Indonesia: Sebuah Perspektif Historis tentang Posisi dan Identitas, Prosiding the 4th International Conference on Indonesian Studies: “Unity, Diversity, and Future” dalam https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/09102012-52.pdf. Diakses pada Sabtu, 16 Desember 2017 pukul 11.00 wib.
Retno Purwanti, “Situs Bersejarah di Palembang”, dalam Jati Diri Yang Terlupakan: Naskah-naskah Palembang, editor Achadiati Ikram (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h. 34.
S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988.
Sartono Kartodirdjo. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen,” dalam Koentjaraningrat (ed.). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia, 1997.
Sriwijaya Post, 06 Juli 2013.
van den Berg., L.W.C. Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, Seri INIS Jilid III, terj. Rahayu Hidayat. Jakarta: INIS, 1989.
van Sevenhoeven, J.I. Lukisan tentang Sejarah Palembang, terj. Soegarda Poerbakawatja. Jakarta: Bhratara, 1971.
Wertheim, W.F. Masyarakat Indonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial, terj. Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.